Saturday, July 21, 2012

5 Kesalahan Saat Menyimpan Makanan di Kulkas


Keamanan makanan adalah kunci utama dalam industri pangan. Para pelaku industri pangan harus benar-benar memerhatikan masalah ini agar konsumen terhindar dari berbagai masalah, misalnya keracunan makanan akibat kontaminasi bakteri.

Untuk masalah penyimpanan makanan di lemari es, misalnya, ada bahaya serius yang belum disadari sepenuhnya oleh pelaku industri kuliner maupun konsumennya. Yaitu bahwa lemari es ternyata tidak mematikan bakteri, melainkan hanya mempelambat pertumbuhannya. Sebab, ada jenis bakteri yang memiliki spora dan dapat bertahan hidup dalam suhu di bawah minus nol derajat celcius.

Jika ruang penyimpanan, baik refrigerator maupun freezer, tidak ditangani dengan tepat, bakteri yang tercipta akibat kontaminasi dari makanan lain, air, kotoran manusia dan serangga, akan tetap hidup sehingga menyebabkan pembusukan makanan dan penyakit. Dua masalah ini, ternyata tak bisa diatasi begitu saja melalui proses memasak.

Namun, segala masalah ini bisa dicegah bila Anda mengetahui apa yang salah dalam menyimpan makanan di dalam kulkas, dan segera mengubahnya:

1. Tidak memerhatikan suhu yang tepat. Suhu udara refrigerator setidaknya harus 1 derajat celcius lebih rendah daripada suhu yang diinginkan. Misalnya, Anda disarankan menyimpan daging unggas pada suhu 5 derajat celcius. Maka suhu udara dalam refrigerator minimal harus 4 derajat celcius. Jika Anda pemilik usaha di bidang kuliner, Anda harus selalu memastikan suhu unit pada refrigerator maupun freezer dalam posisi tepat.

2. Mencampur semua jenis makanan. "Jenis makanan tidak boleh dicampur antara yang matang dan yang mentah. Bagian atas adalah makanan yang matang dan siap saji. Di bawah itu daging segar utuh seperti ikan dan daging sapi, di bawahnya lagi irisan daging, dan terakhir daging unggas," tutur Bersyeba Venttya Mareza, Assistant Manager Brand Communication PT XC Cleanindo, distributor produk-produk pembersih, saat bincang santai di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mengapa irisan daging harus diletakkan di rak urutan ketiga, tak lain agar tidak ada cairan yang mengalir atau menetes dan mengkontaminasi makanan lain.

3. Menyimpan makanan terlalu banyak di lemari es. Hal ini membuat sirkulasi udara dan unit bekerja lebih keras untuk menjaga agar suhu tetap dingin. Simpan tiap bahan makanan pada rak penyimpanan yang benar sesuai jenisnya. Misalnya, sekarang ini bahkan ada kulkas yang memiliki storage khusus untuk menyimpan kosmetik, atau obat-obatan. Pastikan agar masing-masing jenis barang berada di lokasinya masing-masing.

4. Menyimpan makanan panas di dalam refrigerator atau freezer. Makanan sebaiknya menjadi dingin dulu di suhu ruangan. Masukkan makanan ke dalam wadah yang dangkal, atau bagilah makanan ke dalam wadah-wadah kecil agar lebih cepat dingin. Tunggu hingga uapnya benar-benar telah menghilang sebelum akhirnya memasukkannya ke dalam lemari es.

5. Tidak membersihkan lemari es secara rutin. Pada rak di dalam lemari es sering terlihat genangan air akibat tetesan air, kuah, atau saus dari makanan. Kondisi yang lembab dan kotor inilah yang menyebabkan kulkas menjadi sumber bakteri, dan membuat rak makin sulit dibersihkan.Pastikan juga agar lemari es tetap dalam tetap bersih dan kering. Apabila Anda berniat bepergian ke luar kota selama beberapa hari, pastikan Anda sudah memindahkan barang-barang dari dalam kulkas, dan simpan di tempat lain. Kemudian, cabut stop kontak lemari es agar Anda tidak menghabiskan listrik dengan percuma.

Makanan Terlalu Pedas Merusak Lambung

Makanan Terlalu Pedas Merusak Lambung

Makanan pedas memang membangkitkan selera sekaligus menimbulkan rasa penasaran. Tak heran bila produk keripik pedas berlevel terus diburu orang meski saat menyantapkan mulut serasa terbakar. Namun mereka yang sudah mengalami masalah pencernaan disarankan untuk menghindari produk makanan yang terlalu pedas.

Yang perlu disadari, setiap orang memiliki kepekaan usus berbeda-beda. Pada mereka yang menderita gangguan pencernaan, menurut dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD, ahli pencernaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tidak disarankan terlalu sering mengonsumsi produk makanan yang pedas karena bisa memperburuk masalah pencernaannya.

"Hati-hati untuk yang punya masalah pencernaan," katanya dalam surat elektronik. Ia menceritakan pengalaman pasiennya yang mengalami keluhan lambung setelah mengasup produk keripik pedas.  "Setelah saya teropong ternyata ditemukan luka di lambungnya," imbuhnya.

Konsumsi makanan pedas yang terlalu sering dapat menyebabkan permukaan lambung menjadi rapuh dan mudah mengalami luka. Penyakit itu disebut gastritis alias mag, yang terjadi karena adanya peradangan pada lapisan lambung. Pasalnya, lambung yang sering ditimpa makanan pedas mengakibatkan lapisan-lapisannya menipis dan rentan terkena infeksi.

Untuk masyarakarat yang tetap ingin mengonsumsi makanan super pedas, dr.Ari menganjurkan unuk mencampurnya dengan makanan lain supaya efek pedasnya berkurang.  "Sebaiknya juga siap-siap dengan obat pelindung dinding lambung atau mukoprotektor," katanya.

Rasa pedas dari cabai berasal dari zat capcaisin, menurut dr.Ari sebenarnya bermanfaat bagi tubuh. Antara lain sebagai penghilang rasa sakit, anti radang, meningkatkan nafsu makan, serta melancarkan buang air besar. Tetapi jika berlebihan tentu berbahaya.

"Dalam praktek sehari-hari saya pun tidak pernah melarang orang untuk tidak makan pedas hanya jangan berlebih-lebih dan bagi yang sedang mengalami sakit di ulu hatinya untuk menghindari sementara," paparnya.

Lebih lanjut ia meminta agar produsen makanan pedas memberikan informasi peringatan di kemasan produknya akan gangguan pencernaan. Ia juga mengharapkan agar rasa pedas dalam produk makanan dibatasi.